Kedokan Bunder, Dulu dan Kini Bagian Indonesia!

Artikel ini akan menjelaskan tentang Kedokan Bunder, jadi bagi Anda yang sedang mencari info tentang asal usul Desa Kedokan Bunder atau sejarah Kedokan Bunder, jangan ragu lagi, karena Anda sudah menemukan artikel yang pas. Maka dari itu silahkan simak artikel ini sampai selesai.

Sebelum lebih jauh, kita perlu tahu dulu apa sih Kedokan Bunder itu?

Kedokan Bunder merupakan sebuah nama desa, namun juga bisa juga menjadi sebuah nama kecamatan. Pasalnya, Kedokan Bunder adalah nama desa yang berlokasi di kecamatan Kedokan Bunder.

Sedangkan, Kecamatan Kedokan Bunder sendiri terdiri dari beberapa desa, tepatnya 7 desa.

Berikut nama desa di Kecamatan Kedokan Bundermulai dari Desa Kedokan Bunder, Desa Jayalaksana, Desa Cangkingan, kemudian Desa Jayawinangun,  lalu Desa Kaplongan, dan Desa Kedokan Agung, serta Desa Kedokan Bunder Wetan, pas 7 desa.

Untuk kode POS Kedokan Bunder sendiri adalah 45280.

Kecamatan Kedokan Bunder sendiri berlokasi di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Di sebelah utara Kecamatan Kedokan Bunder berbatasan dengan Kecamatan Karangampel, kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Krangkeng, lalu di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kertasemaya, dan sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jatibarang.


Desan dan Kesamatan Kedokan Bunder
Era modern Kedokan Bunder, dulu dan sekarang

Asal usul Kedokan Bunder

Tadi sudah kita simak sekilas tentang Kedokan Bunder, sekarang kita akan kupas lebih dalam tentang asal usul dan sejarah Kedokan Bunder.

Bicara mengenai Kedokan Bunder, tak bisa simpel, karena daerah ini ternyata menyimpan kisah yang begitu dalam. Di mulai pada tahun 1497 ketika Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten (istri daripada kanjeng Sunan Gunung Jati) masuk ke hutan Lebak Sungsang, kemudian mulai mebuka daerah tersebut.

Dimana kemudian daerah tersebut disebut sebagai sebuah padukuhan atau wilayah baru, kabarnya proses pembukaan lahan di hutan Lebak Sungsang sendiri sangat sulit, banyak halangan, bahkan ada sebuah cerita yang menyebutkan bahwa, sebuah pohon yang ditebang oleh 10 orang belum juga roboh dalam waktu 1 hari.

Cerita tersebut menggambarkan betapa liarnya hutan tersebut dahulu kala, betapa besarnya pohon-pohon yang ada disana, sampai kemudian sekarang menjadi sebuah kawsan pemukiman dan pertanian di Kedokan Bunder.

Mengapa daerah tersebut dinamai dengan Kedokan Bunder, bukan Lebak Sungsang saja, bukankah lokasinya ada di hutan Lebak Sungsang?

Nah, pertanyaan ini sangat menarik. Kembali lagi ke awal kisah, dimana Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten beserta rombonganya telah berhasil membuka daerah tersebut, yang kemudian akhirnya disebut sebagai Padukuhan lebak Sungsang kala itu.

Padukuhan Lebak Sungsang, yang terkenal hanya tempatnya yang subur dengan mata air melimpah, sehingga penduduk disana hidup makmur, dan banyak juga orang dari luar yang kemudian menjadi penduduk Pedukuhan Lebak Sungsang demi mencari penghidupan yang lebih layak.

Kabar kemasyuran Padukuhan Lebak Sungsang yang dibuka oleh Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten itu pun akhirnya sampai ke berbagai negara, termasuk ke Negeri Campa.

Sampai kemudian sang putra Raja Campa, yang bernama Jiou Phak datang ke pedukuhan Lebak Sungsang, dengan salah satu tujuanya untuk memperistri Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten.

Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten yang merupakan isti daripada Sunan Gunung Jati menolak mentah-mentah ajakan Jiou Phak.

Mak terjadilah adu kesaktian antara Jiou Phak dengan Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten, pertarungan berlangsung sengit. Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten hampir dikalahkan, sampai kemudian ia bisa mengalahkan balik Jiou Phak.

Jiou Phak kalah dengan posisi terdodok (terduduk) sambil sekarat, dimana saat Jiou Phak jatuh terduduk kemudian membuat bekas sebuah lubang bulat (bunder), maka kemudian tempat tersebut disebut dengan Kedokan Bunder.

Sedikit membahas mengenai Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten, beliau mempunyai beberapa anak, salah satunya adalah, putera beliau ada yang menjadi raja di Banten, yakni Sultan Hasanuddin.

Kedokan Bunder era modern

Usia Kedokan Bunder, yang apabila dilihat dari sisi sejarahnya, ternyata jauh sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia Merdeka, tepatnya ketika dimana para wali (wali songo) masih eksis.

Di era modern, Kedokan Bunder berkembang menjadi sebuah daerah yang kondusif, terutama untuk pertanian. Sebut saja Desa Kedokan Bunder Wetan, disana 80 - 90% warganya mengandalkan sektor pertanian untuk mencari nafkah.


Namun disisi yang lain, pendidikan di Kecamatan Kedokan Bunder juga bergerak begitu cepat, ini ditunjukkan dengan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang cukup banyak, ada 6. Kemudian jumlah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19.


Dari data tersebut, artinya, jika pemerintah Indonesia mengratiskan biaya pendidikan untuk SD dan SMP, maka dimungkinkan sudah tidak ada lagi anak Kedokan Bunder di era modern ini yang tidak mengikuti wajib belajar 9 tahun.


Bahkan, yang cukup mencengangkan, salah satu warga Kedokan Bunder ada juga yang berprofesi sebagai Blogger. Dimana Blogger merupakan profesi yang mulai dikenal di era modern, hal ini karena menjadi blogger bisa dikerjakan dimana saja, bahkan dirumah sekalipun.


Lagi-lagi hal tersebut juga sejalan dengan tren work from home yang sedang marak ditengah masyarakat dunia.

Jika Anda penasaran, Anda bisa segera mengunjungi www.kedokan.com. Jika di lihat sekilas, blog tersebut nampaknya sudah menggunakan redesign template LinkMagz (template keluaran terbaru besutan Mas Sugeng) yang sudah mengadopsi mode gelap, sehingga pembaca tak perlu lagi silau atau mata perih ketika berlama-lama membaca artikel yang ada di blog tersebut.


Setidaknya ada 3 info utama yang ditawarkan oleh blog tersebut. Yakni info wisata, kemudian info kontrakan (cocok banget bagi Anda yang sedang cari kontrakan di wilayah Kecamatan Kedokan Bunder), kemudian Kedokan. Dimana rubrik yang terakhir tersebut mungkin membahas seputar kearifan lokal yang ada di Kedokan Bunder.


Hal tersebut menunjukkan bahwa dikalangan anak muda Kedokan Bunder, melek digital bukan barang baru lagi. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan banyak orang Indonesia, dimana sekarang banyak sekali orang yang gagap digital ketika dihantam dengan tantangan seperti ini.


Potensi ekonomi Kedokan Bunder

Ketika mengetikkan keyword wisata Kedokan Bunder maka langsung muncul berbagai informasi tentang hotel, penginapan, sewa mobil, dan berbagai info lainnya yang mendukung pariwisata di Kedokan Bunder.

Tentu hal ini akan medatangkan pemasukan lebih bagi warga Kedokan Bunder yang menjalankan usaha pendukung pawriwisata.


Ditengah situasi dunia yang demikian, industri pawriwisata dipaksa untuk bisa beradaptasi agar tetap terus bertahan. Mengingat bagaimana orang berpergian sekarang berbeda, sudah berubah.



Dikedokan Bunder setiap tahun diperingati sebuah acara, yakni bertepatan dengan hari jadi Nyi Mas Kawunganten. Acara itu disebut dengan Sedekah Bumi, walaupun namanya Sedekah Bumi, namun kegiatannya berbeda dengan yang ada di tempat lain.

Sedekah Bumi yang ada di Kedokan Bunder biasanya berlangsung dengan membuat makanan secara bersama-sama, kemudian nanti dimakan bersama-sama, sangat menarik.


Hal ini biasanya dilakukan di sekitar petilasan Nyi Mas Kawunganten yang berlokasi di Desa Kedokan Bunder Wetan. Acara yang digelar setiap tahun ini, juga menarik wisatawan, terutama bagi yang ingin tahu nilai sejarahnya.


Bahkan biasanya, keturunan dari Keraton Cirebon, tiap kali peringatan hari jadi Nyi Mas Kawunganten, pasti menyempatkan diri untuk datang, tentunya jika tidak ada halangan.


Jika Anda ingin melihat, membaca dan mengetahui informasi sejarah Kedokan Bunder, yang ditulis oleh orang asli Kedokan Bunder, silahkan baca artikel sejarah Kedokan Bunder ini. Di tulisan tersebut, dibahas secara genuine info historys yang berkaitan dengan Kedokan Bunder.

Akhirnya artikel ini sudah cukup panjang, namun pasti masih banyak hal yang belum dibahas, Kami mohon maaf. Demikian, semoga setelah membaca artikel tentang Kedokan Bunder ini, Anda bisa mendapatkan insight positif dan manfaat baik lainnya. Sekian, salam sukses dan sampai jumpa ditulisan yang lainnya.

2 Responses to "Kedokan Bunder, Dulu dan Kini Bagian Indonesia!"

  1. Balasan
    1. Bukan Gan, tapi masih orang Indonesia, dan kebetulan juga punya interest tentang Indramayu

      Hapus